Kunjungan Industri SMKN 1 Bansari ke CV. Astoetik Indonesia, Belajar Merintis Usaha dari Nol

Dalam upaya menanamkan jiwa kewirausahaan sejak dini, SMK Negeri 1 Bansari, Temanggung, mengadakan kunjungan edukatif ke CV. Astoetik Indonesia. Kegiatan ini tidak hanya sekadar kunjungan industri, tetapi menjadi ajang belajar langsung dari pelaku usaha sukses yang telah membangun bisnisnya dari nol.

Kunjungan yang berlangsung pada tanggal 30 April 2025 ini diikuti oleh para siswa dari Kompetensi Keahlian Kelas X TE dan guru pendamping sejumlah 70 orang, yang memang diarahkan untuk siap menjadi pelaku industri maupun wirausahawan muda. Kegiatan ini menjadi bagian dari program Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema Kewirausahaan: Merintis Usaha dari Nol.

CV. Astoetik Indonesia, pelopor kompor batik listrik ber-SNI dan TKDN, adalah contoh nyata perusahaan yang dibangun dari bawah dengan modal nol rupiah berhasil membuktikan bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk sukses. Dalam sesi sharing inspiratif, Aris membagikan kisah perjalanannya:

“Kami memulai Astoetik dengan modal sangat terbatas, hanya semangat, ide, dan keberanian untuk mencoba. Kuncinya adalah konsisten, jujur dalam usaha, dan terus belajar,” ujar Aris di hadapan para siswa.

Sesi ini membangkitkan semangat para peserta, bahwa membangun bisnis bukan hanya milik mereka yang punya modal besar, tetapi juga bisa dirintis oleh siapa pun yang punya mimpi dan kemauan kuat.

Dalam kegiatan ini, siswa mendapatkan paparan langsung mengenai langkah-langkah praktis membangun usaha, antara lain:

  1. Mengenali Masalah dan Menemukan Ide Usaha
    Siswa diajak memahami bahwa ide usaha yang kuat berawal dari kebutuhan nyata di lingkungan sekitar.
  2. Membangun Brand dan Citra Usaha
    Tim Astoetik menjelaskan pentingnya membangun identitas usaha sejak awal, termasuk nama, logo, dan pesan utama yang ingin disampaikan ke konsumen.
  3. Produksi dan Kualitas
    Peserta diperlihatkan proses produksi sederhana dan bagaimana Astoetik menjaga kualitas produknya sebagai bentuk tanggung jawab kepada pelanggan.
  4. Pemasaran Digital dan Katalog Pemerintah
    Aris mencontohkan bagaimana Astoetik masuk ke pasar pemerintah melalui e-Katalog sebagai bentuk ekspansi bisnis yang strategis dan legal.
  5. Kegagalan dan Kesiapan Mental
    Siswa juga dikenalkan pada realita jatuh-bangun dalam bisnis, serta pentingnya ketahanan mental untuk terus bangkit.

Selain teori, siswa juga diajak untuk simulasi membuat ide usaha, menyusun rencana sederhana, dan mempresentasikannya secara kelompok. Ini melatih kemampuan berpikir kritis dan komunikasi bisnis sejak dini.

Pada sesi tanya jawab, siswa antusias bertanya mulai dari cara memulai usaha tanpa modal besar, bagaimana mencari relasi pemasaran, hingga tips membagi waktu antara kerja dan keluarga.

Perwakilan guru SMKN 1 Bansari, mengungkapkan bahwa kunjungan ini membuka perspektif baru bagi siswa. “Belajar dari pelaku usaha langsung jauh lebih berkesan. Mereka melihat langsung bahwa sukses itu bukan hanya teori di kelas, tapi perjuangan nyata,” ujarnya.

Pihak sekolah berharap kerja sama dengan CV. Astoetik Indonesia bisa terus berlanjut, baik dalam bentuk magang, pelatihan guru, atau mentoring wirausaha bagi alumni.

Kunjungan SMKN 1 Bansari ke CV. Astoetik Indonesia adalah bukti bahwa pendidikan vokasi tak hanya mempersiapkan siswa untuk bekerja, tapi juga menumbuhkan semangat berwirausaha. Dengan belajar langsung dari pelaku usaha yang merintis dari nol, siswa mendapat bekal mental, pengetahuan, dan inspirasi untuk berani menciptakan peluang sendiri.

Semoga lebih banyak sekolah dan industri yang berkolaborasi seperti ini, demi melahirkan generasi muda yang mandiri, kreatif, dan siap menjadi pelaku perubahan di masa depan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *