SMKN 1 Purworejo, Jawa Tengah
Lakeisha Souvenir bekerjasama dengan Astoetik mengadakan pelatihan membatik di SMK N 1 Purworejo. Pada tanggal 5 November 2019, tim Astoetik bersama mas Susi Nugroho (owner Lakeisha) berangkat dari workshop pada pukul 06.30 WIB. Perjalanan dari Yogya ke Purworejo memakan waktu kurang lebih satu setengah jam. Sesampainya di sekolahan, tim disambut oleh guru dan siswa jurusan perhotelan.
Pada pukul 08.30 WIB dilaksanakan acara pembukaan dan penyerahan kenang-kenangan ke pihak sekolah berupa guci oleh mas Susi Nugroho. Setelah itu dilanjutkan penyampaian teori membatik oleh tim Astoetik dengan peserta sebanyak 70 siswa dan 5 guru. Mayoritas siswa belum pernah belajar membatik, akan tetapi ada beberapa siswa yang mengaku pernah belajar ketika masih kelas SD. Kemudian pada pukul 09.30 WIB siswa dan guru mulai membuat pola batik yang dilanjutkan proses mencanting pada kain. Dengan didampingi trainer berpengalaman dari tim Astoetik, Pak Mardi menjelaskan secara detail tentang cara mencanting yang benar.
Peserta beristirahat pukul 12.00 WIB sampai pukul 13.00 WIB untuk makan siang dan menunaikan ibadah sholat dzuhur. Kemudian dilanjutkan proses pewarnaan napthol. Mereka terlihat sangat antusias dalam mengikuti tahapan-tahapan membatik hingga proses pelorodan malam. Harapannya, siswa di sekolah ini bisa membuat motif batik khas Purworejo yang kemudian menjadi souvenir dan ikon dari kota tersebut.
Private Batik di Sanggar Astoetik
Selanjutnya selama 2 hari pada tanggal 30 November – 1 Desember 2019, Lakeisha Souvenir bekerjasama dengan Astoetik kembali mengadakan pelatihan batik private untuk 2 orang dengan peserta dari gresik. Dimulai dengan teori membatik kemudian dilanjutkan dengan membuat pola di kain. Didampingi trainer Astoetik Pak Mardi, mereka terlihat seksama memperhatikan penjelasan tentang teori membatik yang benar.
Kain sepanjang 2×1 meter mulai digoreskan malam pada garis motif yang sudah ada. Dengan menggunakan kompor listrik, proses membatik jadi lebih praktis dan aman. Setelah proses mencanting, proses berikutnya adalah pewarnaan. Pewarnaan yang dipilih adalah indigosol colet dan remasol untuk warna latar di kain. Kedua jenis pewarna ini mengharuskan adanya sinar matahari agar hasil pewarnaannya bisa maksimal.
Proses berikutnya adalah penguncian warna dengan nitrit dan HCl untuk indigosol, dan waterglass untuk pewarna remasol. Setelah proses penguncian warna benar-benar kering, kemudian dilanjutkan proses terakhir yaitu pelorodan.
Dengan latar berwarna hitam pekat, karya kain batik mereka cukup bagus untuk ukuran pemula. Rencana ke depan, para peserta bercita-cita untuk menjadi produsen kain batik di daerahnya supaya mengurangi angka pengangguran dan memberdayakan masyarakat sekitar. (AP)
Leave a Reply