Kain batik menjadi ciri khas Indonesia. Selama ini batik dikaitkan dengan Pulau Jawa. Tapi jangan salah, Balikpapan Kalimantan Timur (Kaltim) pun punya kerajinan seni batik yang mulai ada sejak tahun 1983. Tapi memang saat itu batik yang dibuat perajin Balikpapan masih menggunakan corak khas Jawa. Saat produksi kain batik belum banyak di Kota Beriman, perajin juga menyambi memberikan kursus batik pada masyarakat.
Corak kain batik khas Balikpapan mulai muncul memasuki tahun 2012 lalu. Saat Dewan Kerajinan Nasional (Dekranasda) Balikpapan, Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Balikpapan menggelar lomba motif khas lokal. Motif kain batik harus mencerminkan keanekaragaman budaya, kekayaan alam di Balikpapan. Selanjutnya, motif dinilai tim dewan juri terdiri Dekranasda Provinsi Kaltim dan Ketua Dewan Kesenian Kota Balikpapan.
Ketua Dekranasda Balikpapan Arita Rizal Effendi mengatakan, pihaknya sudah menerbitkan imbauan Nomor 01/DEK-BPPN/I Tahun2018 tentang penggunaan batik motif Balikpapan. Perkembangan kain batik Balikpapan makin membaik dan berkembang. Masyarakat Balikpapan sudah semakin menikmati menggunakan kain batik lokal. Seiring waktu, kualitas produksi terus meningkat dari sisi kain dan keanekaragaman motif. Sehingga berjalannya waktu, mulai bermunculan pelopor produsen kain batik Balikpapan. Salah satu diantaranya; Batik Vi, Batik Shaho, dan Rumah Ampiek.
Pada perkembangannya batik mulai mengalami kemajuan teknologi dari awalnya menggunakan kompor minyak tanah untuk memanaskan malam kemudian berubah menjadi kompor listrik dan canting listrik dan sekarang sudah sampai pada tahapan otomatisasi industry batik dimana produksi batik dibantu oleh mesin dan cukup dengan seorang operator untuk memproduksi batik (mencanting) dalam jumlah banyak dan dengan motif berfariasi dengan hasil yang presisi.
Mesin Batik Teknologi yang dipelopori oleh Butimo merupakan salah satu inovasi mesin batik berteknologi CNC yang saat ini sudah teruji kinerjanya untuk memproduksi banyak kain batik dengan kualitas dan standar yang bagus. CV. Astoetik Indonesia ditunjuk menjadi satu – satunya distributor yang memasarkan produk mesin batik teknologi Butimo yang saat ini sudah terjual sekitar 4 unit yaitu di Padang, Tenggarong (Kaltim), Balikpapan (Kaltim) dan Yogyakarta.
Batik Shaho salah satu IKM produsen batik di Balikpapan yang merupakan salah satu pelopor produsen kain batik di Balikpapan mendapatkan kesempatan sebagai tempat yang menerima bantuan mesin batik teknologi dari Dinkop UMKM & Perindustrian Kota Balikpapan. Pengadaan mesin batik teknologi oleh Dinkop UMKM & Perindustrian Kota Balikpapan yang ditujukan ke CV. Astoetik Indonesia melalui platform e-Katalog LKPP dengan masa waktu pengerjaan selama 3 bulan sudah include pengiriman dan pelatihan pengoprasian.
Alhamdulillah projek pengadaan mesin batik teknologi yang dikerjakan oleh CV. Astoetik Indonesia berjalan lancar sesuai harapan dan sesuai waktu yang sudah ditetapkan. Kontrak pekerjaan dimulai tanggl 9 Februari 2024 dan selesai tanggal 6 Mei 2024. Pengerjaan mesin sendiri membutuhkan waktu 2 bulan namun dikarenakan terbentur cuti hari raya sehingga waktu pengiriman tertudan kurang lebih selama 1 minggu, namun masih ada siswa waktu juga sesuai deadline pada kontrak. Setelah barang sampai di Batik Shaho, selang sekitar 3 hari tim dari Astoetik dating ke lokasi untuk melaksanakan perakitan mesin, kemudian training pada hari berikutnya dan pada hari ke tiga ujicoba pengoprasian mandiri oleh peserta atau dalam hal ini tim dari batik shaho selaku yang menerima mesin batik teknologi.
Setelah dilakukan training selama 2 hari ternyata sudah cukup meguasai dari tim batik shaho untuk mengoprasikan mesin batik teknologi, namun tetap kami kawal untuk kedepannya jika ada trouble shooting ataupun ketidak tahuan tentang pengetahuan mesin batik yang mungkin belum sempat ditanyakan waktu training. Adapun pendampingan pengoprasian mesin tetap masih kami pantau jarak jauh menggunakan whatshap atau pun video call. (AS)
Leave a Reply